Senin, 06 Juli 2009

Uap atau Vapor

Zat sendiri dikategorikan ke 3 bentuk utama, yaitu cair, padat, dan gas. Dimana ke-tiganya dapat mendatangkan resiko bahaya terjadinya kecelakaan. Diantara tiga zat tersebut terdapat fenomena yang disebut vapor (uap). Vapor sendiri dapat diartikan sebagai zat yang dapat berupa padat atau cair tapi berprilaku layaknya gas.

Ada beberapa faktor yang sangat mempengaruhi dalam terbentuknya vapor, hal-hal tersebut diantaranya:

1. Temperatur
Faktor ini memiliki hubungan berbanding lurus dengan kaitannya terbentuknya vapor, makin tinggi temperatur maka makin tinggi pula vapor yang dihasilkan.

2. Luas area
Luas area dalam hal ini adalah luas permukaan zat, makin besar luas permukaannya maka makin cepat dan besar pula tingkat vapor yang akan dihasilkan.

3. Sifat alami dari zat asal itu sendiri
Contoh: Alkohol lebih cepat dalam memproduksi vapor jika dibandingkan dengan air pada temperatur dan tekanan yang sama.

4. Tekanan atmosfer (tekanan lingkungan)
Semakin rendah tekanan lingkungan, maka akan lebih cenderung memicu peningkatan terciptanya vapor.

5. Kelembapan
Hubungannya terbalik terhadap terciptanya vapor.

6. Kecepatan angin
Semakin besar kecepatan angin yang berhembus di permukaan asal zat, maka akan membantu vapor yang terbentuk untuk meninggalkan permukaan zat asal, hal ini akan memberi ruang untuk penempatan vapor baru untuk membantu terciptanya vapor lebih cepat lagi.

Selasa, 03 Februari 2009

Sedikit ulasan tentang GAS

Fluida yang diproduksi dari sumur-sumur di suatu lapangan tertentu, salah satunya berupa gas alam. Gas alam tersebut harus dikumpulkan dan dibawa menuju fasilitas pemroses dan pemisahan, selanjutnya diteruskan hingga mencapai tempat penyimpanan akhir maupun konsumen secara langsung.

Salah satu cara untuk mentransmisikan gas adalah dengan menggunakan jaringan pipa. Ada banyak faktor penting yang harus diperhitungkan sebelum suatu sistem jaringan pipa dibangun. Salah satunya adalah besaran aliran (flow rate) yang dibutuhkan, nilainya ditentukan berdasarkan perkiraan permintaan dari konsumen dan perkiraan suplay yang akan diberikan. Besaran aliran ini akan mempengaruhi pemilihan ukuran pipa dan kompresor.

Dilapangan, pemasangan pipa dan penempatan kompresor menjadi permasalahan tersendiri. Hal tersebut berkaitan dengan berbagai aspek, diantaranya aspek sosial, budaya, politik dan ekonomi. Aspek ekonomi biasanya menjadi perhatian yang paling utama. Dengan pemilihan diameter pipa dan penempatan kompresor yang tepat maka suatu jaringan pipa transmisi gas akan menjadi optimal, baik secara ekonomi ataupun secara oprasionalnya.

Faktor alam juga memiliki andil besar dalam pembangunan sistem jaringan pipa transmisi gas, hal ini berkaitan dengan bentuk permukaan bumi di tempat yang bersangkutan. Untuk menempatkan kompresor kita harus mengetahui dimana terjadinya penurunan tekanan fluida yang akan mengakibatkan fluida berhenti mengalir. Untuk mengetahui penurunan tekanan dan menentukan ukuran pipa, biasanya digunakan analisis steady state, namun sering kali keakuratannya kurang baik, hal tersebut disebabkan banyaknya asumsi yang diberikan, sehingga menyebabkan hasil analisis steady state kurang sesuai dengan keadaan dilapangan.

Kamis, 29 Januari 2009

Mengenal "Semikonduktor"

Semi konduktor adalah bahan yang memiliki sifat antara isolator dan konduktor .Celah terlarang (band gap ) pada semi konduktor lebih sempit dari pada isolator sehingga apabila pada temperatur dinaikkan maka semikonduktor dapat menghantarakan arus listrik.Bahan-bahan yang mempunyai sifat semikonduktif umumnya memiliki konduktivitas listrik antara 10, dan energi gap lebih kecil dari 6 eV. Bahan Semikonduktor dapat berupa bahan murni atau bahan paduan.

Semikonduktor dapa diatur sedemikian rupa sehingga dapat bersifat sebagai konduktor dan dapat pula bersifat sebagai isolator. Pada suhu kamar, semikonduktor dapat bersifat sebagai penghantar arus listrik.Semakin besar suhu, maka akan semakin bagus pula sifatnya sebagai bahan konduktor.Hal ini disebabkan karena ketika suhu atau temperature dinaikkan maka jarak antar pita valensi dan pita konduksi (band gap) akan semakin kecil, sehingga makin banyak elektron yang berpindah dari pita valensi ke pita konduksi.

Struktur Pita Semikonduktor.

Dalam bahan semikonduktor intrinsic dari electron valensi dapat melompat ke pita energi lebih atas,sehingga electron dalam pita ini dapat berlaku sebagai electron konduksi.Selain semikonduktor intrinsic kita mengenal juga semikonduktor ekstrinsik yang mekanisme konduksinya timbul karena ada atom asing.Tingkat energi atom asing ini memungkinkan timbulnya electron konduksi atau kekosongan yang dapat berlaku sebagai partikel bermuatan positif yang dapat menghantar muatan listrik .
Dalam semikonduktor dikenal adanya konduksi listrik oleh lubang atau kekosongan.Konduksi ini terjadi karena kekosongan electron pada suatu ataom dapat berpindah ke atom tetangganya,sehingga kekosongan ini dapat dirambatkan dari satu atom ke atom lainnya.Dengan perkataan lain keadaan pita kosong pada pita penuh karena elektronnya pindah ke tingkat energi lain dapat berlaku sebagai partikel bermuatan positif yang dapat menghantarkan listrik.

Efek hall dapat dimanfaatkan untuk penentuan celah energi Eg secara tidak langsung yaitu dengan mengukur koefesien hall sebagai fungsi suhu . Jika bahan semikonduktor diberi suhu yang tinggi, maka eksitasi termal menghasilkan elektron bebas yang berjumlah besar dari pita valensi, dan pembawa-pembawa intrinsik berperan dominan pada suhu tinggi tersebut. Daerah suhu ini disebut daerah intrinsik. Jika sekarang suhu diturunkan konsentrasi elektron bebas juga akan menurun, dan pada titik tertentu hanya elektron donor yang masih tertinggal dalam pita konduksi.

Selama suhu masih terletak dalam daerah cukup tinggi sehingga elektron donor masih tereksitasi ke dalam pita konduksi, maka konsentrasi pembawa akan bertahan konstan terhadap perubahan suhu, dan daerah ini disebut daerah aus(exhausion). Penurunan suhu lebih lanjut akan menyebabkan peralihan kembali dari sebagian elektron donor kepada tingkat energi donor. Daerah ini disebut daerah tak-murnian, dan konsentrasi pembawa menurun dengan cepat bila suhu diturunkan.


Semikonduktor Intrinsik


Kristal semikonduktor germanium intrinsik terdiri dari atom silikon. yang termasuk dalam kelompok IV pada susunan berkala.Tiap atom silikon mempunyai empat buah elektron valensi.Atom silikon menempati kisi kisi dalam kristal.
Semikonduktor intrinsik aliran listrik disebabkan oleh gerakkan elektron intrinsik dan lubang intrinsik.Konsentrasi elektron dan lubang intrinsik bergantung pada bahan dan suhu.Elektron valensi pada germanium lebih mudah tereksitai termik menjadi elektron bebas dari pada elektron valensi pada atom silikon.Ini berhubungan dengan adanya pita pita energi untuk elektron didalam kristal semikonduktor. Dalam atom bebas elektron hanya dpat mempunyai nilai energi tertentu saja.

Dikatakan elektron hanya dapat berada pada tingkat energi tertentu.dala kristal semikonduktor oleh karena atom atom terletak berdekatan didalam susunan yang berkal.maka elektron dapat berada pada pita pita energi.Oleh adanya prinsip Pauli yang menyatakan bahwa tiap keadan orbital atom hanya dapat berisi dua buah elektron saja.maka untuk semikonduktor pita pita enrgi yang bawah akan terisi penuh hingga suatu pita energi tertentu.Oleh karena setiap atom mempunyai empat buah elektron valensi.maka ada satu pita energi yang terisi penu.dan pita energi berikutnya kosong.


Semikonduktor Tak Murni (Ekstrinsik )


Semikonduktor intrinsic dapat diberi unsur takmurni tertentu sesuai dengan karakteristik listrik yang dikehendaki. Atom yang tidak murni yang bervalensi lebih tinggi dari atom semikonduktor murni akan befungsi sebagai donor electron konduksi dan menghasilkan semionduktor ekstrinsik jenis –n.Atom tak murnian yang bervalensi kurang dari atom semikonduktor murni akan berfungsi sebagai akseptor elektro atau penyumbang lubang konduksi,dan menghasilkan semikonduktor ekstrinsik jenis –p.Dalam semikonduktor jenis –n ,electron dalam pita konduksi merupakan pembawa mayoritas sedangkan dalam semikonduktor jenis-p pembawa mayoritas adalah hole dalam pita valensi.



Energi Gap

Jumlah energi yang diperlukan elektron untuk berpindah dari pita valensi ke pita konduksi dinamakan dengan energi gap. Pada semikonduktor murni, pembawa muatan hanya terbentuk dari pasangan elektron-lubang, karenanya konsentrasi elektron sama dengan konsentrasi lubang. Jika fungsi rapat keadaan pada pita konduksi simetris dengan fungsi rapat keadaan pada pita valensi, maka distribusi elektron pada pita konduksi akan merupakan “bayangan” dari distribusi lubang pada pita valensi dengan bidang cermin berada pada pusat energi gap.